Rabu, 26 Juni 2013
Tata Kota di Indonesia
Penataan
kota di Indonesia banyak yang sudah terlanjur tidak terencana. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyumbang terbesar penyebab global warming. Terutama karena
wilayah Indonesia yang banyak di area sekitar garis pantai, berpemukiman padat
dan kumuh.
Perencanaan di masa lalu seharusnya
benar-benar dipikirkan dengan mempertimbangkan aspek pembangunan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Seringkali para perancang kurang
memperhatikan dan kurang mempertimbangkan mengenai efek jangka panjang antara
20 hingga 50 tahun kedepan. Dengan perencanaan yang kurang baik membuat suatu
wilayah bisa saja memiliki pusat-pusat
kegiatan masyarakat yang menumpuk pada beberapa titik tertentu saja, sehingga
membuat wilayah tersebut berpenduduk sangat padat sedangkan wilayah lainnya
kurang berkembang. Pemukiman akan
semakin padat, dengan pembangunan wilayah pemukiman yang kurang memperhatikan
berbagai macam aspek yang mengakibatkan kerugian di masa mendatang seperti
global warming, banjir, kemacetan dan lain-lain. Kebijakan pemerintah terhadap
perubahan dan pembangunan suatu wilayah juga sangat berpengaruh. Apabila kebijakan
dan langkah yang diambil kurang baik, maka justru akan menimbulkan
permasalahan-permasalahan di kota ataupun wilayah tersebut di kemudian hari.
Sebagai
contoh kota Jakarta yang kini berpenduduk sangat padat namun luas wilayah tidak
bertambah. Penataan kota Jakarta pada zaman Belanda ternyata lebih baik
dibandingkan sekarang. Banyak wilayah yang diperuntukkan bagi daerah resapan
air. Namun pada zaman sekarang, warga Jakarta menyulap wilayah tersebut menjadi
kawasan pemukiman yang mengakibatkan daerah tersebut kini sering terjadi rob
ataupun banjir dikarenakan tidak adanya lagi daerah resapan air. Pemerintah
seharusnya konsisten terhadap rancangan yang sudah ada, dan tidak mengubah
daerah resapan air menjadi pemukiman padat penduduk.
Sebagai
salah satu penyumbang terbesar penyebab pemanasan global, pemerintah harus
segera bertindak guna membenahi tatanan kota dan wilayah di Indonesia. Antara
lain, yang pertama mengadakan transmigrasi penduduk dari kota padat penduduk ke
wilayah lain yang masih relatif lebih nyaman untuk di huni dengan perancangan
tata kota baru yang lebih baik dan benar-benar terancang untuk jangka panjang. Kedua,
kota dengan penduduk yang padat perlu melakukan pengetatan ekstra terhadap izin
pembangunan sebuah rumah, sebuah perumahan, ataupun pendirian bangunan-bangunan
lain. Ketiga, pembangunan rumah susun sederhana agar menghemat lahan yang
diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah kumuh, sehingga lahan
bekas kawasan kumuh dapat digunakan sebagai kawasan penghijauan dan daerah
resapan air. Yang terakhir, pengolahan limbah, pembenahan sistem drainase serta
pengurangan kendaraan bermotor pribadi juga dapat dijadikan solusi sebagai
upaya menekan terjadinya pemanasan global.
Tentang Robmantic Dreams
Robmantic Dreams merupakan judul film tugas Mata Kuliah Teknologi Komunikasi kelompok 1. Mengambil tema pelabuhan, maka kelompok kami sepakat menggunakan judul tersebut . Kami mengambil latar setting pelabuhan, pantai, rumah sederhana, dan beberapa tempat makan dalam pengambilan syuting ini. Film ini menceritakan tentang kisah seorang anak muda dengan keterbatasan ekonomi yang berjuang untuk menjadi seorang Planner dan membantu seorang pemilik pelabuhan dalam menyelesaikan permasalahan rob di pelabuhan. Film ini mengandung berbagai pesan dan motivasi kepada masyarakat serta menambahkan bumbu komedi dan drama dalam beberapa adegan. Diharapkan setelah menonton film ini pemirsa dapat terhibur dan mengambil intisarinya.
Langganan:
Postingan (Atom)